ORIGINS OF VILLAGE CIKEDUK

ORIGINS OF VILLAGE CIKEDUK


Post-war that occurred at Mount Halak between the troops and the troops Galuh Cirebon, which between them much as a soldier deployed Senopati flagship. Which in turn can be postponed Galuh forces, some are willing to embrace Pepatih Galuh Islamdiantaranya is Ki Gede Ponds. As in the Islamic kingdom of Cirebon, also helped, advanced to the battlefield is the adoptive son of the Sultan of Cirebon himself had appointed as duke named Duke Arya Kemuning. Indeed Kemuning Arya is the son of Ki Gede Luragung. When Princess Ong Tin Sunan Teak wife gave birth, the newly born son died. As a remedy will miss his son who died, then Ong Tin Princess Arya raised Kemuning serve as his adopted son.

Duke Arya Kemuning after foot soldiers to carry out the duties as the Kingdom of Cirebon, then received orders from his father to set up hamlets. Eagerly Duke Kemuning Arya with his followers displacing realization of a dense forest and hamlets.

Then Duke Arya Kemuning make huts to live in and verandah, then make a bale of teak, made with great care. Bale was placed in the hall for deliberation. Duke hamlets founded Arya Kemuning increasingly widespread, and people from other areas to come to the place, they were received by the Duke of Arya Kemuning be happy and be allowed to build the house as a residence. Finally hamlets became more crowded and many of its inhabitants. The situation was heard by Nyi Ayu Pakungwati, so he took a visit to Duke Arya Kemuning hamlets.

Arrival Nyi Pakungwati Ayu received with all due respect. Nyi Ayu Pakungwati are welcome to enter the pavilion, then Nyi Ayu Pakungwati sitting in a large bale is carved in such a way to appear attractive.

In conversation with Nyi Ayu Pakungwati, Duke Arya Kemuning reverent greetings feeling very happy because Nyi visited Ayu Pakungwati that as her mother also, it is an honor for him and his people. Besides Duke Kemuning also pleaded prayer blessing Nyi Ayu Pakungwati hamlets that residents always get welfare.

With a smile Nyi Pakungwati Ayu said that he was very grateful for the initiative of the Duke of Aria Kemuning have built a fairly lively hamlet is a hamlet later this would be the place to stay grandchildren Cirebon.

Furthermore, the Duke of Aria Kemuning Ayu pleaded Nyi Pakungwati to provide clues that can be found adequate water for people living in pedukuhannya it, then tells Duke Nyi Ayu Pakungwati Kemuning untyuk hoe designated land. Duke Arya direct Kemuning doing what they're told by his mother that. With no thought at all, once it did Kedukan dicangkulnya land just out of the water with a very swift. Community abuzz witnessed the incident while saying, cikeduk!, Cikeduk!

The names Kuwu Cikeduk village is known:
1. Kuwu Aris:
2. Kuwu Jubris:
3. Kuwu Jumi:
4. Kuwu Sarbangi:
5. Kuwu Kaernen:
6. Kuwu Yahya:
7. Kuwu Badrun:
8. Kuwu Nursepi:
9. Kuwu Rasawinata: 1927 - 1934
10. Kuwu Asmari: 1938 - 1951
11. Kuwu Joseph: 1958 - 1961
12. Kuwu Jakaria: 1961 - 1974
13. Salim Kuwu SN: 1974 - 1985
14. Kuwu H. Sumardi: 1985 - 2001
15. Kuwu Sakwad: 2001
16. Kuwu Agus, S.Sos

Senin, 07 Mei 2012


DESA CIKEDUK



Pasca perang besar yang terjadi di Gunung Gundul antara pasukan Cirebon dan pasukan Galuh, yang diantara keduanya banyak mengerahkan Senopati sebagai prajurit andalannya. Yang pada akhirnya pasukan Galuh dapat diundurkan , beberapa pepatih Galuh bersedia memeluk agama Islamdiantaranya adalah Ki Gede Telaga. Adapun di pihak kerajaan Islam Cirebon, turut pula ,maju ke medan perang adalah putra angkat Sultan Cirebon sendiri yang telah diangkat sebagai adipati bernama Adipati Arya Kemuning. Sesungguhnya Arya Kemuning adalah putra Ki Gede Luragung. Ketika Putri Ong Tin istri Sunan Jati melahirkan, putranya yang baru saja dilahirkan meninggal dunia. Sebagai obat rindu akan putranya yang meninggal dunia, maka Putri Ong Tin mengangkat Arya Kemuning dijadikan sebagai anak angkatnya.

Adipati Arya Kemuning seusai melaksanakan tugas sebagai prajurit andalan Kerajaan Cirebon, kemudian mendapat perintah dari ayahandanya untuk mendirikan pedukuhan. Dengan penuh semangat Adipati Arya Kemuning bersama para pengikutnya menggusur hutan lebat dan terwujudlah suatu pedukuhan.

Kemudian Adipati Arya Kemuning membuat gubuk guna dijadikan tempat tinggal dan pendopo, kemudian membuat bale dari bahan kayu jati yang dibuatnya dengan sangat hati-hati. Bale itu ditempatkan di dalam pendopo untuk bermusyawarah. Pedukuhan yang didirikan Adipati Arya Kemuning makin hari makin luas, kemudian orang-orang dari daerah lain datang ke tempat itu, mereka diterima oleh Adipati Arya Kemuning dengan senang hati dan diijinkan untuk mendirikan rumah sebagai tempat tinggal. Akhirnya pedukuhan itu makin ramai dan banyak penghuninya. Keadaan itu terdengar oleh Nyi Ayu Pakungwati, sehingga beliau menyempatkan diri berkunjung ke pedukuhan Adipati Arya Kemuning.

Kedatangan Nyi Ayu Pakungwati diterima dengan segala hormat. Nyi Ayu Pakungwati dipersilahkan memasuki pendopo, kemudian Nyi Ayu Pakungwati duduk di bale besar yang diukir sedemikian rupa hingga nampak menarik.

Dalam pembicaraannya dengan Nyi Ayu Pakungwati, Adipati Arya Kemuning menyampaikan salam takzim dengan perasaan sangat berbahagia karena dikunjungi Nyi Ayu Pakungwati yang sebagai ibunya juga, itu merupakan kehormatan bagi dirinya dan rakyatnya. Disamping itu Adipati Kemuning juga memohon do’a restu kepada Nyi Ayu Pakungwati supaya penduduk pedukuhan senantiasa mendapat kesejahteraan.

Dengan tersenyum Nyi Ayu Pakungwati berkata bahwa beliau sangat bersyukur atas prakarsa Adipati Aria Kemuning yang telah membangun sebuah pedukuhan yang cukup ramai ini yang kelak pedukuhan ini akan menjadi tempat tinggal anak cucu Cirebon.

Selanjutnya Adipati Aria Kemuning memohon kepada Nyi Ayu Pakungwati untuk memberikan petunjuk agar dapat ditemui air yang memadai untuk kehidupan masyarakat di pedukuhannya itu, kemudian Nyi Ayu Pakungwati menyuruh Adipati Kemuning untyuk mencangkul tanah yang ditunjuknya. Adipati Arya Kemuning langsung mengerjakan apa yang diperintahkan oleh ibunya itu. Dengan tak diduga sedikitpun, seketika itu pula kedukan tanah yang baru saja dicangkulnya keluar air dengan sangat derasnya. Masyarakat beramai-ramai menyaksikan kejadian itu sambil berucap, cikeduk!, Cikeduk!

Nama-nama Kuwu Desa Cikeduk yang diketahui :
1. Kuwu Aris :
2. Kuwu Jubris :
3. Kuwu Jumi :
4. Kuwu Sarbangi :
5. Kuwu Kaernen :
6. Kuwu Yahya :
7. Kuwu Badrun :
8. Kuwu Nursep :
9. Kuwu Rasawinata : 1927 – 1934
10. Kuwu Asmari : 1938 – 1951
11. Kuwu Yusup : 1958 – 1961
12. Kuwu Jakaria : 1961 – 1974
13. Kuwu Salim SN : 1974 – 1985
14. Kuwu H. Sumardi : 1985 – 2001
15. Kuwu Sakwad : 2001
16. Kuwu Agus S.sos : Sekarang